Hati yang Terusik


Oleh: Dian Handayani,  S. Pd
(Guru Bahasa Indonesia SMPN Satu Atap Sasakseng)

Setan tanamkan penyakit hati pada setiap manusia.  Penyakit itu mulai menjalar hingga manusia tak dapat membendungnya, tak menyadari semakin hari semakin memburuk,  dan akhirnya susah untuk disembuhkan.  Penyakit hati itu adalah berpikiran buruk pada setiap hal yang orang lain kerjakan.  Beruntunglah manusia yang memiliki rasa acuh,  penyakit itu akan sulit berkembang.

Berawal dari pertemanan yang merasa satu pemahaman,  satu sircel,  dan satu tujuan.  Pertemuan dan obrolan yang sering membuat semakin akrab.  Tanpa menyadari kita telah banyak membicarakan orang dengan segala keburukannya dibandingkan dengan kebaikannya.  Aku yang diam hanya mengiyakan di setiap perkataannya.  Tak sadar dengan hal yang dibicarakan,  mungkin setan perlahan menyebarkan penyakit hati,  sehingga apa yang dikatakan dirasakan benar meski sebetulnya salah.

Beberapa tahun berlalu penuh dengan obrolan yang tak bermanfaat,  aku pun mulai terbiasa dan ikut dalam obrolan tersebut,  bahkan lebih sering berbicara.  Itu terlebih karena aku merasa dijerumuskan,  sehingga akulah yang salah.  Kadang merasa lelah dengan keadaan seperti itu yang seolah keburukan itu berasal dariku,  dijauhkan dari orang yang dekat,  dan didiskriminasi meski aku yang menyatakan mundur.

Hati ini mulai lemah,  lelah,  dan berasa tak berguna.  Pikiranku masih dikuasai dengan penyakit hati.  Namun aku sadar tapi tak mampu menahan ego dan tak mampu membersihkan hati itu.  Sholat malam dan beristighfar tetap belum mengubah penyakit hati yang mungkin sudah berkarat dan bersarang.  Namun aku percaya Allah memberikan jalan ini untuk pembelajaran hidup yang lebih kuat lagi.  Jangan lemah dengan apa yang dialami,  jangan lelah dengan pembelajaran yang sudah terlewati.  Pada dasarnya  dimuka bumi ini kita sedang berjalan,  dan disetiap jalan akan ada rintangan untuk mengukur kekuatan dan keimanan kita.  Terus berjalan jangan sampai kau lupa arah,  terus berjalan dan jangan menoleh ke belakang.  Tentukan jalan terbaikmu hingga kau tak salah memilih jalan yang kau tempuh.

Yakinlah di setiap jalan yang kau lalui akan sampai pada finish yang baik.  Berusaha dan doa jalan yang terbaik,  karena dengan bimbingan-Nya kita akan terus melangkah pada jalan yang diridhoi-Nya.  Jangan banyak bicara dan mengadu pada orang.  Bicaralah dan adukanlah pada sang Pencipta,  Yang Maha Tahu.  Bukan berarti manusia tidak memberikan jalan baik,  tapi sebaik-baiknya jalan adalah jalan-Nya.

وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَادَّ لِفَضْلِهِ ۚ يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ ۚ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Artinya: “Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu,  maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia.  Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu,  maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya.  Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS.  Yunus: 107).

حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

artinya: “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”.  (QS.  Ali ‘Imran: 173)

Setiap detik,  menit,  jam,  dan hari terus berusaha mencari jalan yang terbaik melalui dzikir,  sholat malam,  dan kajian yang didengar secara online.  Nasehat dari orang terdekat dan berilmu terus dipelajari.  Namun hakekatnya tetaplah Allah yang akan menunjukkan jalan terbaik,  karena Allah yang Maha Membolak-balikan setiap hati manusia.  Mulailah mendengarkan kebaikan orang bukan keburukan,  mulailah berpikiran baik pada setiap orang,  apa yang buruk dari orang lain jadikanlah perbaikan bagi diri kita bukan menghujat dan menyalahkannya.  Karena apa yang ada pada diri kita belum tentu yang terbaik menurut versi orang lain.

Hadis Riwayat Abu Dawud: Dari Abu Hurairah,  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  “Sesungguhnya hati seorang hamba berada di antara dua jari-jari dari jari-jari Rahman,  Dia membolak-balikkannya sesuai dengan kehendak-Nya. ”

Selasa,  10 September 2024

 

Hati yang Terusik

Jiwa yang tak tenang

Hidup yang tak tahu arah

Risau kemana harus melangkah

Pikiran terus bergelut dengan keinginan

Namun Allah lah yang menentukan

Disanalah keimanan seorang hamba di uji

Disanalah ego mulai terlihat

Hanya jalan lurus-Nya lah yang mengantarkan dalam kebaikan

Namun jalan itu amat berat dirasa

Perlahan berdiri lalu terduduk kembali

Perlahan melangkah lalu terdiam kembali

Perlahan berlari teruslah berlari

Teruslah berlari hingga kau melewatinya dengan tenang

Yan’s

Tidak ada komentar: